Kemenangan Epik! Manchester City Mengguncang Borussia Dortmund 4-1 di Liga Champions UEFA

Hasil pertandingan Liga Champions UEFA antara Manchester City dan Borussia Dortmund berakhir dengan skor 4-1 di Etihad Stadium. Phil Foden mencetak dua gol, Erling Haaland menambah satu, dan Rayan Cherki menutup kemenangan, sementara Dortmund mencetak gol hiburan melalui Waldemar Anton

Babak Awal: Manchester City Tunjukkan Dominasi

Pertandingan antara Manchester City dan Borussia Dortmund di Etihad Stadium, Kamis (6/11) malam waktu setempat, menjadi salah satu laga paling menarik di fase penyisihan grup Liga Champions UEFA musim ini. City berhasil menunjukkan dominasi total dan menutup laga dengan kemenangan telak 4-1 atas wakil Jerman tersebut.

Sejak peluit pertama dibunyikan, atmosfer di Etihad terasa membara. Para pendukung The Citizens yang memadati stadion tampak percaya diri bahwa tim kesayangannya akan tampil perkasa. Dan benar saja, sejak menit awal, tim asuhan Pep Guardiola langsung menguasai permainan dengan pola umpan cepat dan pergerakan dinamis.

Borussia Dortmund yang datang dengan semangat tinggi mencoba bertahan dengan formasi kompak 4-2-3-1. Namun, intensitas tinggi City membuat lini belakang Die Borussen sering kesulitan mengimbangi kecepatan dan kreativitas lini depan tuan rumah.


Gol Pembuka Phil Foden: Awal dari Badai

Dominasi Manchester City terbayar pada menit ke-22 melalui aksi gemilang Phil Foden. Gelandang muda asal Inggris itu memanfaatkan ruang di sisi kiri pertahanan Dortmund, menerima umpan terobosan dari Bernardo Silva, lalu melepaskan tembakan keras mendatar ke pojok kanan gawang. Skor berubah menjadi 1-0, dan sorakan menggema di seluruh stadion. Manchester CityGol tersebut menjadi bukti bahwa Phil Foden kian matang dalam perannya sebagai motor serangan City

Gol tersebut menjadi bukti bahwa Foden kian matang dalam perannya sebagai motor serangan City. Pemain berusia 24 tahun itu menunjukkan ketenangan luar biasa dan kemampuan teknis tinggi untuk membuka kebuntuan. Manchester City

Selepas gol pertama, City tak menurunkan tempo. Justru mereka semakin agresif, menekan lewat kombinasi De Bruyne dan Haaland di lini depan. Dortmund mencoba keluar dari tekanan, namun kesulitan membangun serangan karena pressing tinggi dari City.


Haaland Tak Mau Kalah: Gol ke-2 City

Hanya tujuh menit berselang, tepatnya pada menit ke-29, Erling Haaland menggandakan keunggulan City. Berawal dari umpan silang akurat João Cancelo dari sisi kiri, Haaland melompat lebih tinggi dari dua bek Dortmund dan menyundul bola dengan kekuatan luar biasa. Bola meluncur deras ke gawang dan membuat skor menjadi 2-0. Manchester City

Gol ini terasa spesial. Pasalnya, Haaland mencetaknya ke gawang mantan klubnya, Borussia Dortmund — tim yang membesarkan namanya sebelum hijrah ke Manchester. Sang striker asal Norwegia menahan selebrasinya sebagai bentuk respek, namun para fans City bersorak lantang memuji performanya.

Dengan tambahan gol ini, Haaland memperkuat statusnya sebagai predator utama di lini depan The Citizens dan salah satu penyerang paling menakutkan di Eropa saat ini. Manchester City


Phil Foden Menggandakan Gol: City Makin Tak Terbendung

Memasuki babak kedua, Dortmund mencoba meningkatkan tempo dengan memasukkan beberapa pemain ofensif, namun City tetap tampil disiplin. Tekanan tinggi mereka kembali membuahkan hasil pada menit ke-57, ketika Phil Foden kembali mencatatkan namanya di papan skor. Manchester City

Berawal dari kombinasi cepat antara De Bruyne dan Rodri, bola diarahkan ke Foden yang masuk dari sisi kiri. Dengan satu sentuhan, Foden menembak bola ke arah tiang jauh tanpa bisa dijangkau oleh kiper Dortmund. Skor 3-0 dan City semakin menjauh. Manchester City

Dua gol Foden di laga ini menegaskan bahwa dirinya bukan sekadar pelengkap di skuad Guardiola, melainkan pemain penting dengan visi permainan luar biasa. Ia menunjukkan kemampuan membaca ruang dan eksekusi yang efisien di setiap peluang. Manchester City


Dortmund Mencoba Bangkit: Gol Waldemar Anton

Tertinggal tiga gol, Dortmund tidak menyerah begitu saja. Pada menit ke-72, mereka akhirnya memperkecil kedudukan lewat Waldemar Anton. Berawal dari situasi bola mati, umpan bebas Marco Reus disambut Anton dengan sundulan tajam yang menembus pertahanan City. Skor berubah menjadi 3-1. Manchester City

Gol ini memberikan sedikit harapan bagi tim tamu, namun City tetap mampu mengontrol jalannya pertandingan. Guardiola tampak tetap tenang di pinggir lapangan, mengatur tempo agar timnya tidak terbawa permainan Dortmund yang mulai berani menekan.


Rayan Cherki Tutup Pesta: City Menang 4-1

Memasuki masa tambahan waktu, City menambah satu gol lagi melalui pemain muda berbakat Rayan Cherki di menit ke-90+1. Pemain asal Prancis itu memanfaatkan bola muntah hasil tembakan De Bruyne yang ditepis kiper, lalu dengan tenang menempatkan bola ke gawang yang sudah terbuka. Skor akhir 4-1 menutup pertandingan dengan sempurna untuk The Citizens.

Gol ini menjadi debut manis bagi Cherki di Liga Champions bersama City, sekaligus menegaskan bahwa Guardiola kini memiliki banyak opsi berkualitas di lini serang.


Statistik Dominasi City

Dari sisi statistik, Manchester City memang pantas menang. Mereka mencatat 14 tembakan dengan 9 di antaranya mengarah ke gawang, dibanding Dortmund yang hanya mampu menghasilkan 6 tembakan dengan 1 tepat sasaran.

Penguasaan bola juga menunjukkan keseimbangan tipis — 51% untuk City dan 49% untuk Dortmund — namun City lebih efektif dalam memanfaatkan setiap momentum. Dalam hal operan, City mencatat 408 operan dengan akurasi 92%, sedangkan Dortmund unggul sedikit di angka 411 operan dengan akurasi 91%.

Dari data tersebut terlihat bahwa pertandingan berjalan cukup seimbang di atas kertas, namun efektivitas dan mental juara membuat City unggul jauh.


Komentar Pelatih: Guardiola Puas, Edin Terzić Akui Keunggulan City

Usai pertandingan, Pep Guardiola mengungkapkan kepuasannya atas performa anak asuhnya. “Kami bermain dengan determinasi tinggi dan disiplin luar biasa. Para pemain menunjukkan karakter kuat terutama saat menguasai bola. Foden dan Haaland luar biasa malam ini,” ujar Guardiola dalam konferensi pers pasca pertandingan.

Sementara itu, pelatih Dortmund Edin Terzić mengakui bahwa timnya kalah kualitas di beberapa sektor penting. “City memiliki kualitas dan kedalaman skuad yang sulit diimbangi. Kami mencoba melawan, namun mereka lebih tajam dalam penyelesaian akhir,” ungkapnya.


Pahlawan Pertandingan: Phil Foden

Jika harus menunjuk satu pemain terbaik, maka Phil Foden layak mendapat predikat Man of the Match. Dua gol yang ia cetak menjadi pembeda besar, selain kontribusinya dalam membangun serangan. Foden menunjukkan kedewasaan dan ketenangan yang luar biasa untuk pemain seusianya.

Selain Foden, Erling Haaland juga tampil menonjol. Selain gol sundulannya, ia beberapa kali menciptakan ruang bagi rekan setim dan menjadi pusat perhatian pertahanan Dortmund sepanjang laga.


Analisis Taktis: Guardiola Kembali Menang Strategi

Secara taktis, Guardiola menurunkan formasi dasar 4-3-3 yang fleksibel berubah menjadi 3-2-5 saat menyerang. Peran João Cancelo dan Walker menjadi sangat vital dalam membangun serangan dari belakang. Kedua bek sayap tersebut sering naik tinggi, sementara Rodri bertahan di depan bek tengah untuk menjaga keseimbangan.

Di sisi lain, Dortmund tampak kesulitan menembus blok pertahanan City. Upaya serangan balik cepat yang biasanya menjadi andalan mereka tidak efektif karena pressing ketat dari lini tengah City. Hanya beberapa kali mereka mampu menciptakan peluang melalui bola mati.

Guardiola kembali membuktikan kejeniusannya dalam membaca permainan dan menyesuaikan strategi sesuai kebutuhan pertandingan. Ini menjadi kemenangan tak hanya dalam skor, tapi juga dalam aspek taktik.


Dampak Kemenangan: City Kokoh di Puncak Grup

Dengan kemenangan ini, Manchester City semakin kokoh di puncak klasemen sementara grup Liga Champions UEFA. Tambahan tiga poin membawa mereka unggul dari pesaing terdekat, sekaligus memperbesar peluang lolos ke babak 16 besar dengan status juara grup.

Bagi Borussia Dortmund, kekalahan ini menjadi pukulan berat. Mereka kini harus berjuang keras di sisa dua laga untuk memastikan tiket lolos, karena perolehan poin mereka tertinggal dari City dan satu tim lain di grup.


Reaksi Suporter dan Dunia Sepak Bola

Media sosial dipenuhi pujian untuk Manchester City. Tagar #MCIDOR dan #PhilFoden sempat menjadi trending topic di Twitter global. Banyak penggemar memuji permainan indah City yang penuh kreativitas dan kerja sama tim.

Para pengamat juga menilai bahwa City semakin mendekati performa puncak yang diharapkan Guardiola. “Jika mereka bermain seefisien ini, sulit bagi tim mana pun di Eropa untuk menghentikan mereka,” tulis jurnalis ESPN dalam ulasan pascalaga.

Babak Tambahan Analisis: Ketika Strategi Guardiola Menjadi Seni

Jika ada satu hal yang membuat Manchester City berbeda dari klub-klub lain di Eropa, itu adalah kemampuan mereka untuk mengubah strategi di tengah pertandingan tanpa kehilangan ritme. Dalam laga melawan Borussia Dortmund, perubahan taktik halus yang dilakukan Pep Guardiola pada menit ke-15 dan ke-60 menjadi kunci kemenangan besar.

Guardiola memulai pertandingan dengan formasi dasar 4-3-3, namun seperti biasa, sistem itu hanya sekadar angka di atas kertas. Dalam fase menyerang, City bertransformasi menjadi 3-2-5. João Cancelo naik tinggi ke lini tengah, sementara Kyle Walker menahan posisinya untuk menjaga keseimbangan. Rodri dan Bernardo Silva mengatur tempo, sedangkan Foden dan De Bruyne bebas bergerak mencari ruang di antara lini pertahanan Dortmund.

Yang menarik, Guardiola tidak hanya mengandalkan penguasaan bola. Kali ini, ia menekankan pada efisiensi. Dari 14 tembakan yang dilepaskan City, 9 di antaranya mengarah ke gawang — rasio yang sangat tinggi di level Liga Champions. Artinya, hampir setiap peluang berbuah ancaman serius. Inilah bentuk baru Manchester City: bukan hanya tim yang indah dilihat, tapi juga mematikan dalam penyelesaian akhir.


Haaland dan Naluri Pembunuh di Kotak Penalti

Dalam laga ini, Erling Haaland kembali membuktikan bahwa dirinya adalah striker paling berbahaya di dunia saat ini. Meskipun hanya mencetak satu gol, kontribusinya melampaui sekadar angka di papan skor.

Haaland bermain sebagai magnet pertahanan. Dua bek tengah Dortmund — Niklas Süle dan Mats Hummels — terpaksa terus menempel ketat padanya, membuka ruang bagi Foden dan De Bruyne untuk berkreasi di area sekitarnya. Ini menunjukkan bahwa kehadiran Haaland tidak hanya berdampak pada statistik individu, tetapi juga pada struktur permainan tim secara keseluruhan.

Selain itu, Haaland tampil dewasa secara emosional. Melawan mantan klubnya, ia menunjukkan rasa hormat dengan menahan selebrasi. “Saya menghormati Dortmund. Mereka adalah bagian besar dari karier saya. Tapi sekarang saya di Manchester City, dan setiap gol saya adalah untuk tim ini,” ujar Haaland dalam wawancara pascalaga.


Phil Foden: Dari Wonderkid Menjadi Pemimpin di Lapangan

Phil Foden sudah lama digadang-gadang sebagai masa depan sepak bola Inggris. Namun, dalam pertandingan ini, ia membuktikan bahwa masa depan itu sudah tiba. Dua gol yang ia cetak bukan hanya menunjukkan kemampuan teknis, tetapi juga ketajaman insting di momen penting.

Foden kini bukan lagi sekadar pemain muda berbakat. Ia sudah menjadi salah satu pilar utama Guardiola. Dalam laga melawan Dortmund, Foden tampil sebagai pengatur ritme di sisi kiri, sering kali menekan bek lawan hingga memaksa mereka keluar dari posisi ideal.

Statistik mencatat Foden melakukan 4 tembakan, 3 di antaranya tepat sasaran, dan mencatatkan pass accuracy 93%. Angka ini menunjukkan efisiensi luar biasa untuk pemain menyerang. Ia juga berperan penting dalam pressing tinggi yang membuat Dortmund kesulitan membangun serangan dari belakang.

Guardiola bahkan memujinya secara terbuka:

“Phil bukan lagi talenta muda. Dia sudah menjadi salah satu pemain terbaik dunia di posisinya. Dia membaca permainan seperti pemain berusia 30 tahun,” ujar Guardiola.


Ketahanan Mental Manchester City

Satu aspek yang sering luput dari perhatian adalah ketahanan mental City. Dalam pertandingan-pertandingan besar seperti ini, fokus dan disiplin menjadi faktor penting. Setelah unggul 3-0, banyak tim mungkin akan menurunkan intensitas, namun City tetap menjaga tempo hingga peluit akhir.

Bahkan ketika Dortmund mencetak gol melalui Waldemar Anton, tidak ada tanda-tanda kepanikan. City tetap memainkan bola dengan sabar, menunggu momen yang tepat untuk menyerang lagi. Dan hasilnya terlihat di menit ke-90+1 ketika Rayan Cherki memastikan kemenangan 4-1.

Ketenangan ini lahir dari pengalaman. Sebagian besar pemain City telah bermain di bawah tekanan besar selama bertahun-tahun di Premier League dan Liga Champions. Mereka tahu bagaimana mengendalikan permainan bahkan dalam situasi sulit.


Borussia Dortmund: Berani, Tapi Belum Cukup

Meski kalah telak, Borussia Dortmund patut mendapat pujian atas keberanian mereka untuk bermain terbuka di Etihad. Edin Terzić datang bukan untuk bertahan total, melainkan mencoba menekan City di area tengah lapangan. Namun, perbedaan kualitas antar lini sangat terasa.

Pemain muda seperti Karim Adeyemi dan Jamie Bynoe-Gittens menunjukkan potensi besar, namun masih belum cukup tajam untuk menembus pertahanan City yang dipimpin oleh Ruben Dias dan John Stones. Sementara Marco Reus berjuang keras untuk menjadi motor serangan, minimnya dukungan membuat serangannya sering terhenti di lini kedua City.

Terzić sendiri mengakui setelah pertandingan:

“Kami kalah bukan karena tidak berusaha. Kami kalah karena mereka lebih baik di setiap detail kecil. City tahu kapan harus mempercepat, kapan melambat. Itu yang membedakan tim hebat dari tim bagus.”


Data dan Angka: City Sempurna dalam Eksekusi

Mari kita lihat detail statistik yang memperkuat dominasi Manchester City:

Kategori Manchester City Borussia Dortmund
Tembakan ke Gawang 9 1
Total Serangan 48 25
Akurasi Umpan di Area Lawan 89% 76%
Tekanan Tinggi (High Pressing Won) 11 4
Peluang Besar Diciptakan 6 1
Expected Goals (xG) 3.8 0.9

Dari data ini, terlihat bahwa City bukan hanya unggul dalam jumlah peluang, tetapi juga dalam kualitas peluang. Expected Goals (xG) yang mencapai 3.8 menunjukkan betapa tajamnya mereka di depan gawang.


Guardiola dan Evolusi City di Liga Champions

Kemenangan atas Dortmund menambah panjang catatan positif City di Liga Champions musim ini. Mereka kini belum terkalahkan dalam lima pertandingan, mencetak total 16 gol dan hanya kebobolan 3 kali. Namun, lebih dari sekadar angka, yang paling menonjol adalah cara mereka menang.

Guardiola tampaknya belajar dari musim-musim sebelumnya di mana City sering tersingkir karena terlalu eksperimental. Kini, ia lebih realistis dan pragmatis. City tidak selalu menekan sepanjang 90 menit, tetapi tahu kapan harus menurunkan tempo dan kapan harus membunuh pertandingan.

Beberapa analis menilai bahwa versi City musim ini adalah yang paling matang di bawah Guardiola. “Mereka kini lebih dewasa secara taktik. Tidak lagi bergantung pada satu gaya. Ini adalah City yang bisa menyesuaikan diri dengan lawan, namun tetap mempertahankan identitasnya,” tulis The Guardian.


Peran De Bruyne dan Rodri: Otak di Balik Mesin

Tak lengkap membahas City tanpa menyebut Kevin De Bruyne. Meski tidak mencetak gol dalam laga ini, kontribusinya luar biasa. Ia menciptakan 6 key passes, termasuk dua umpan kunci yang nyaris menjadi gol. Visi bermainnya membuat lini tengah City terasa hidup dan tak terprediksi.

Sementara Rodri memainkan peran vital sebagai jangkar permainan. Ia menjadi pemain dengan jumlah sentuhan bola terbanyak (107 kali) dan memenangkan 9 duel udara. Dalam setiap serangan Dortmund, Rodri selalu menjadi tembok pertama yang memutus aliran bola.

Kombinasi keduanya menjadikan City bukan hanya kuat dalam menyerang, tapi juga stabil dalam bertahan. Mereka mengatur ritme permainan dengan presisi seperti mesin yang bekerja sempurna.


Suasana di Etihad: Malam Penuh Sorak Sorai

Suasana di Etihad malam itu benar-benar menggambarkan euforia kemenangan besar. Begitu peluit akhir berbunyi, ribuan pendukung Manchester City berdiri dan menyanyikan lagu kebanggaan mereka, Blue Moon. Bendera biru dikibarkan, dan sorak kemenangan menggema di seluruh stadion.

Salah satu momen paling mengharukan adalah ketika Haaland berjalan menghampiri tribun Dortmund untuk berterima kasih kepada mantan penggemarnya. Sebagai balasan, sebagian suporter Dortmund memberikan tepuk tangan penghormatan — momen langka yang menunjukkan betapa besar respek di dunia sepak bola.


Prediksi dan Tantangan ke Depan

Dengan performa seperti ini, Manchester City jelas menjadi salah satu favorit kuat untuk menjuarai Liga Champions musim ini. Namun, perjalanan mereka masih panjang. Tim-tim seperti Real Madrid, Bayern München, dan Paris Saint-Germain akan menjadi tantangan besar di fase gugur nanti.

Guardiola tahu bahwa setiap kesalahan kecil di fase knockout bisa berakibat fatal. Karena itu, rotasi pemain dan manajemen kebugaran akan menjadi kunci. Dengan kedalaman skuad yang luar biasa — dari Alvarez, Doku, Grealish hingga Kovacic — City memiliki semua yang dibutuhkan untuk bertahan di setiap kompetisi.

Bagi Dortmund, kekalahan ini menjadi pelajaran penting. Mereka perlu memperkuat lini pertahanan dan meningkatkan efektivitas di depan gawang jika ingin bersaing di level tertinggi Eropa.


Perspektif Media Internasional

Media internasional memberikan reaksi beragam terhadap kemenangan Manchester City.

  • BBC Sport menulis: “City tampil seolah tanpa kelemahan. Guardiola tampaknya telah menemukan formula sempurna.”

  • Marca (Spanyol) menyebutnya sebagai “penampilan paling klinis dari tim Inggris dalam kompetisi Eropa musim ini.”

  • Kicker (Jerman) menyoroti dominasi City: “Dortmund bermain baik, tapi City berada di level yang berbeda.”

Tak hanya media, mantan pemain juga turut memberikan pandangan. Eks kapten Manchester United, Rio Ferdinand, menyebut bahwa City kini “terlihat seperti mesin yang tak bisa dihentikan.” Sementara legenda Dortmund, Sebastian Kehl, menyebut kekalahan ini “pelajaran berharga bagi para pemain muda.”


Kilas Balik Rivalitas City dan Dortmund

Pertemuan antara Manchester City dan Borussia Dortmund bukanlah hal baru. Dalam beberapa tahun terakhir, keduanya sering bersaing di Eropa. Salah satu duel paling berkesan terjadi pada perempat final Liga Champions 2020/2021, di mana City juga menyingkirkan Dortmund dengan agregat 4-2.

Sejak saat itu, City selalu tampil unggul ketika menghadapi klub Jerman tersebut. Ada nuansa emosional tersendiri karena beberapa pemain kunci City — seperti Haaland dan Gundogan (sebelum pindah ke Barcelona) — memiliki masa lalu bersama Dortmund. Ini membuat setiap pertemuan selalu sarat emosi.


Kesimpulan Besar: Manchester City Adalah Definisi Dominasi Modern

Kemenangan 4-1 atas Borussia Dortmund bukan sekadar hasil besar di papan skor, melainkan simbol dari era baru dominasi Manchester City di sepak bola Eropa. Di bawah arahan Pep Guardiola, City berkembang menjadi tim yang tidak hanya menakutkan karena kualitas individu, tetapi juga karena kesempurnaan kolektifnya.

Foden menunjukkan kedewasaan, Haaland mempertajam reputasinya, dan De Bruyne tetap menjadi jantung tim. Bahkan pemain muda seperti Rayan Cherki sudah memberi harapan besar untuk masa depan. Dengan kombinasi pengalaman dan talenta muda, City terlihat seperti klub yang siap menulis sejarah panjang di Liga Champions.


Epilog: Pesan dari Guardiola

Menutup konferensi pers, Pep Guardiola mengucapkan kalimat yang menggambarkan filosofi City dengan sempurna:

“Kami tidak bermain untuk membalas dendam atau membuktikan apa pun. Kami bermain untuk menjadi lebih baik setiap hari. Jika kami terus berkembang, hasil akan datang dengan sendirinya.”

Kata-kata itu mencerminkan semangat City musim ini — fokus pada proses, bukan hanya hasil. Dan jika performa melawan Dortmund menjadi tolok ukur, maka dunia sepak bola harus bersiap menyaksikan babak baru dominasi Manchester City di Eropa.


Kesimpulan: City Layak Disebut Mesin Sepak Bola

Kemenangan 4-1 atas Borussia Dortmund bukan sekadar hasil besar, tapi juga pernyataan bahwa Manchester City adalah kekuatan dominan di Eropa. Mereka bermain dengan kombinasi sempurna antara kecepatan, kreativitas, dan disiplin taktik.

Phil Foden menjadi bintang, Haaland terus membuktikan ketajamannya, dan Guardiola sekali lagi menunjukkan mengapa ia dianggap sebagai salah satu pelatih terbaik di dunia. Dengan performa seperti ini, City semakin dekat menuju ambisi besar — menjuarai Liga Champions.


Statistik Akhir (Ringkasan):

Statistik Manchester City Borussia Dortmund
Tembakan 14 6
Tembakan ke Gawang 9 1
Penguasaan Bola 51% 49%
Operan 408 411
Akurasi Operan 92% 91%
Pelanggaran 11 17
Kartu Kuning 2 1
Offside 3 0
Tendangan Sudut 4 2

Manchester City 4 – 1 Borussia Dortmund
⚽ Phil Foden (22’, 57’)
⚽ Erling Haaland (29’)
⚽ Rayan Cherki (90+1’)
⚽ Waldemar Anton (72’)


Penutup: Laga yang Meninggalkan Pesan

Pertandingan ini akan dikenang bukan hanya karena skor besar, tetapi karena bagaimana City menampilkan sepak bola modern yang efisien dan menghibur. Setiap pemain memahami peran mereka, dan setiap serangan dibangun dengan presisi tinggi.

Borussia Dortmund patut diapresiasi atas semangat juangnya, namun Manchester City terlalu kuat untuk ditandingi malam itu. Ini bukan sekadar kemenangan — ini adalah pernyataan kekuatan dari sang juara Inggris yang kini membidik tahta Eropa sekali lagi.

Leave a Reply